Senin, 30 Juni 2014

Jokowi dituding punya beban kasus masa lalu

JAKARTA - Rekam jejak Capres Jokowi, ternyata tak semulus yang diduga. Pasalnya, dalam kepemimpinan Jokowi mulai dari Wali Kota Solo hingga Gubernur DKI, ada rekam jejak kasus-kasus korupsi.

Penasehat Pemenangan Prabowo-Hatta, Suryo Prabowo menjelaskan, mulai kasus mobil Esemka saat Jokowi menjabat Wali Kota Solo, hingga mal administrasi taman BMW dan dugaan korupsi pengadaan bus TransJakarta.

"Selain kasus korupsi bus TransJakarta senilai Rp1,3 triliun, saat ini BPK juga menemukan dugaan korupsi sebesar Rp1,54 triliun. Begitu pula sewaktu Jokowi menjadi Wali Kota Solo terjadi 14 kasus korupsi," ujar Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo, dalam keterangan persnya, tadi malam.

Dia meminta kepada publik, untuk tidak pernah percaya pada capres yang menyatakan dirinya jujur. Sebab, selama Jokowi ini menyatakan bersih dan jujur, ternyata bermasalah.

"Hanya pembohong yang menyatakan dirinya jujur. Kejujuran tidak untuk dideklarasikan. Hari ini naik bajaj besok naik jet mewah, mengaku suka barang murah tapi isteri tertangkap kamera pakai tas mewah. Apakah ini yang disebut jujur dan sederhana?", tanyanya.

Suryo mengatakan, tudingan yang diarahkan secara bertubi-tubi pada Prabowo sebagai pelanggaran HAM oleh lima jenderal seniornya, merupakan strategi usang untuk alihkan masalah yang melilit Jokowi.

"Semua tuduhan Prabowo itu fitnah yang sengaja dihembuskan untuk alihkan beban permasalahan Jokowi dimasa menjabat sebagai Wali Kota dan Gubernur", jelasnya.

Dia mengatakan, sosok Prabowo dan Jokowi berbeda. Sebab, Prabowo selalu tampil apa adanya dan tak memiliki beban apapun.

Namun, beban terberatnya adalah masa depannya yang selalu dituding terlibat kasus 1998.

"Prabowo hanya memiliki beban masa kini yaitu selalu difitnah oleh senior yang menzoliminya sejak tahun 1998. Tetapi Prabowo adalah ksatria tulen. Ditanduk tidak remuk dan ditendang malah menang, maka rakyat mulai sadar untuk tidak memilih Jokowi yang sarat dengan masalah korupsi di Solo dan Jakarta", bebernya.

Penerimaan yang luas dari rakyat terhadap Prabowo, lanjut dia, telah membuat panik tim Jokowi, terutama di Jawa Tengah.

Kepanikan bisa terlihat dengan cara merusak spanduk Prabowo-Hatta dan mengintimidasi rakyat.

"Para relawan petani nelayan urut sewu (Cilacap-Wonogiri) diharapkan tidak terpancing untuk melakukan keburukan serupa. Lakukan kampanye damai dan sejuk seperti yang selalu ditekankan oleh Prabowo Subianto. Bantu TNI/Polri dalam menjaga rakyat dari intimidasi dan kebrutalan aksi premanisme lawan," tutupnya.

LINK DOWNLOAD TEMUAN BPK :

http://bit.ly/1lZnZMY

http://bit.ly/1sHJWnx

http://bit.ly/1lrQx0r
(dat03/inilah)

Tidak ada komentar: